Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MENJAGA SIKAP WARA`

Menjaga Sikap Wara`

Oleh KH. Athian Ali M. Da`i, MA
Di edit oleh
H.A. ROZAK ABUHASAN MBA
https://arozakabuhasan.wordpress.com/
http://arozakabuhasan.blogspot.co.id/
2018-03-31 Menjaga Sikap Wara`
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita; kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya; Kita bersyukur atas segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, Nikmat Islam, nikmat Rezeki dan Kesehatan
Sholawat serta salam semoga Allah curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin.
Ikhwatal Iman rahimakumullah… jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Betapa pentingnya upaya menjaga sikap wara` setiap saat bagi kita dalam menjalani hidup dan kehidupan, karena upaya ini akan dapat menyelamatkan kita menuju ridho Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda (HR Bukhary & Muslim),
Sesungguhnya yang halal itu jelas . Diantara keduanya ada yang syubhat, manusia tidak banyak yang mengetahui. Siapa yang menjaga dari syubhat, maka selamatlah agama & kehormatannya. Dan siapa yang jatuh pada yang syubhat, maka jatuh pada yang haram”
Hadirin rohimakumullah
Wara` mengandung pengertian menjaga diri atau sikap hati-hati dari hal yang syubhat dan meninggalkan yang haram.
Disadari atau tidak, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita saat ini sedang dilanda “degradasi sikap wara`, dimana dalam kehidupan keharian kita masih sering melihat fenomena yang cukup memprihatinkan jika dilihat dari sisi aqidah Islam.
Degradasi sikap wara` dari sebagian orang yang seharusnya menjadi teladan ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara kini sudah mulai luntur bahkan mungkin nyaris hilang.
Allah Swt telah mengingatkan kita dalam menjalani seluruh aspek kehidupan ini agar kita meneladani kehidupan Rasulullah Saw., (QS Al Ahzaab 33:21) :
21. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS 33:21)
Dan Rasulullah Saw. telah berpesan sebagaimana sabdanya “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang dengannya, yaitu Kitabullah (Al-Qur`an) dan Sunnah Rasulullah Saw” (HR.Muslim).
Hadirin rohimakumullah
Sejarah kehidupan para sahabat Rasul yang penuh perjuangan, pengorbanan dan kemuliaan, salah satu yang kita coba buka kembali sejarahnya adalah kisah hidup Abdullah bin Umar RA. Beliau dikenal banyak meriwayatkan hadits, namun beliau tidak akan pernah meriwayatkan hadits sebelum beliau benar-benar yakin bahwa yang akan disampaikannya tidak berkurang atau bertambah sedikitpun walau satu huruf dari teks asli yang disampaikan Rasulullah Saw. Demikian kehati-hatian beliau dalam meriwayatkan hadits begitu pula dalam berfatwa.
Dikisahkan suatu ketika seorang laki-laki meminta fatwa kepada beliau terhadap suatu masalah, beliau menjawab : “Saya tidak punya ilmu sedikitpun tentang apa yang kamu tanyakan”
Maka laki-laki tersebut pun pergi, tidak berapa lama setelah ybs pergi, Ibnu Umar lalu menepuk tangannya sendiri sambil bergembira dan berkata pada dirinya, “putra Umar ditanyai sesuatu yang tidak tahu maka ia menjawab “saya tidak tahu jawabannya”
Hal inimenjadi perhatian juga bagi kita semua bahwa kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa hukum. Jika tidak tahu jawablah tidak tahu. Jika memaksakan diri untuk menjawab dan ternyata jawaban tersebut salah tentu akan menyesatkan banyak orang, padahal pertanggung-jawaban-nya sangat berat diakhirat nanti.
Allah Swt berfirman (QS An Nahl 16 : 25)
25. (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul.(QS 16:25)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa disamping ia berdosa atas kesalahannya sendiri juga ia harus menanggung dosa-dosa orang yang telah disesatkannya akibat fatwa yang salah tsb.
Dikisahkan pula Abdullah bin Umar RA suatu saat pernah menolak ketika beliau ditawari jabatan strategis oleh Khalifah Utsman RA, menjadi qadli atau hakim hingga Khalifah agak marah karena merasa tidak dihargai sambil mengatakan:
• Adakah kamu bermaksud membantah perintahku?
• Jawab Ibnu Umar, tidak! Saya tidak siap memegang jabatan tersebut semata-mata karena saya pernah
mendengar dari Rasulullah Saw menyatakan bahwa pada diri seorang qodli atau hakim itu hanya ada tiga kemungkinan.
1. Pertama, qodli yang masuk neraka jahannam karena kejahilannya. Dari sisi Islam hanya dikenal 2 hukum, yakni hukum Islam dan Jahilliah. Hakim yang menetapkan suatu perkara tidak berdasarkan atau bahkan jelas bertentangan dengan aturan dan hukum Allah adalah hakim yang melandasi hukumnya secara jahil tempatnya di neraka.
2. Kedua, qodli yang menetapkan hukum berdasarkan hawa nafsunya maka ia pun juga dalam neraka.
3. Ketiga, qodli yang berjihad dan ijtihadnya benar, dia tidak berdosa tapi tidak pula berpahala.
Akhirnya Khalifah Utsman RA, mengabulkan keberatan Ibnu Umar RA, setelah mendapat jaminan bahwa ia tidak akan menceritakan hal itu kepada siapapun (dengan maksud khawatir jika masyarakat mengetahui keberatan Ibnu Umar RA, maka tidak ada seorangpun yang shaleh yang mau ditunjuk sebagai qodli.
Hadirin rohimakumullah ……………
Firman Allah Swt (QS An Nisaa` 4 : 41-42)
41. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu[299]).
42. Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah[300], dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.
[299] seorang nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, apakah perbuatan itu sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
[300] Maksudnya: mereka dikuburkan atau mereka hancur menjadi tanah.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:
Maasyiral muslimin rahimakumullah…
Mari kita renungkan firman Allah QS Al Muthaffifiin 83 : 1-6)
Dikisahkan Ibnu Umar RA suatu ketika beliau berkumpul dengan para sahabatnya lalu beliau membacakan ayat 1-6 Muthaffifiin :
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ ﴿١﴾ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ ﴿٢﴾ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ ﴿٣﴾ أَلَا يَظُنُّ أُولَـٰئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ ﴿٤﴾ لِيَوْمٍ عَظِيمٍ ﴿٥﴾ يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٦﴾
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang[1561],
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
5. Pada suatu hari yang besar,
6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
[1561] yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.
Yang diulang-ulang sambil air matanya terus mengalir deras bak hujan yang turun sampai akhirnya beliaupun jatuh karena duka dan tangisnya sendiri.
Hadirin rohimakumullah ………
Sikap wara` sahabat Rasul Abdullah bin Umar r.a. ini semoga menjadi teladan kita khususnya bagi penentu kebijakan di negeri ini.
Semoga dapat mendorong kita untuk giat menuntut ilmu agama, kemudian istiqamah mengamalkannya. Semoga dengan menjaga sifat wara` iman kita terus meningkat dan terpeliharah, menuju takwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, sampai kita menghadap-Nya dalam keadaan Islam.
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memberi maaf, maka maafkanlah (kesalahan-kesalahan) kami.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu,
kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu,
kami memuji-Mu dengan segala kebaikan,
kami bersyukur atas semua nikmat-Mu,
kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu.
Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas,
kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ
• * Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui,
• * dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.
رَبَّنَااغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَاِسْرَافَنَافِى اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَاوَنْصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami, tetapkanlah Pendirian kami, tolong kami terhadap kaum kafir (Ali Imran 147)
رَبَّنَالاَتُزِغْ قُلُوْبَنَابَعْدَ اِذْهَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَامِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَاهَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَجَعَلْنَا لِلْمُتَّقِنَ اِمَامًا
رَبَّنآاَ اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الاخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِْ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلأَبْرَارِ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ
وَإِيْتَا ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر
Assalamualaikum Wr. Wb.