FREE Windmill Blogger Template
KHOTBAH JUMAT
MATERI
MENELADANI RASULULLAH SAW SEUTUHNYA
Masjid Al-Fajr
Bandung
SUMBER:
era muslim
oleh Muhammad Setiawan
Di edit ulang untuk
Khutbah Jumat / Tausiyah
Oleh :
H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA
2012-02-03
KHOTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وِمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ (3:102) أَمَّا
بَعْدُ؛
Kaum
muslimin rahimakumullah . Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nyalah kita bersyukur atas limpahan kenikmatan
yang tak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita. Dialah Allah Azza wa
Jalla yang telah memberikan nikmat keimanan dan kesehatan kepada kita.
Dialah
pula yang telah menyisipkan hidayah dalam hati kita, yang dengan hidayah
tersebut, Allah SWT telah menggerakkan hati kita untuk melangkahkan kaki kita
menuju masjid ini. Sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk menunaikan
kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan shalat Jum’at dan
mendengarkan khutbah Jum’at yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelaksanaan ibadah shalat Jum’at ini.
Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallaLlahu
alayhi wa sallam. Semoga kecintaan kita kepada beliau SAW, dapat
mempertemukan kita dengannya nanti di syurga, bersama dengan para Nabiyyin,
shiddiqin, syuhadaa’ dan shalihin.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah
shalat jum’at yang berbahagia. Selanjutnya, izinkanlah khatib mengingatkan kita
semua termasuk diri khotib sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. Karena tidak
ada bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan
akhirat kelak kecuali taqwa.
Tidak
ada pula derajat kemuliaan yang pantas disematkan kepada seseorang kecuali
derajat ketaqwaan... Inna akramakum indaLlahi atqakum... Dengan taqwa
kepada Allah inilah kita berupaya menjalani kehidupan sehari-hari kita.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat
jum’at yang berbahagia
Di bulan Rabi’ul
Awwal ini, masyarakat kita terbiasa memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berbagai acara diselenggarakan untuk memeriahkan hari tersebut. Bahkan istana
Negara sejak masa pemerintahan Bung Karno hingga sekarang telah rutin
menyelenggarakan acara untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai ekspresi kecintaan diungkapkan.
Berbagai
nasihat untuk meneladani kehidupan Rasulullah saw. juga telah sering disampaikan.
Namun, sudahkah berbagai kegiatan /ajakan tersebut telah menghantarkan ummat
ini untuk sungguh-sungguh meneladani Rasulullah SAW ? Atau akhirnya, ia
hanya menjadi seremoni hampa tanpa makna.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah
shalat jum’at yang berbahagia. Rasulullah SAW tidak pernah meminta ummatnya untuk merayakan
hari lahirnya. Tidak pula para sahabat nabi, yang jelas-jelas mereka adalah
kaum yang mencintai Rasulullah SAW. Akan tetapi, upaya meneladani
kehidupan Rasulullah SAW. sebagaimana yang sering dinasihatkan dalam peringatan
Maulid Nabi adalah sesuatu yang sangat penting. Karena, sesungguhnya keimanan
kita kepada Allah Ta’ala, tidak akan sempurna sebelum kita menjadikan
Rasulullah SAW sebagai teladan.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33] : 21)
Dalam
ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa mereka yang meneladani RasuluLlah SAW
adalah mereka yang lurus Tauhidnya kepada Allah. Mereka yang selalu
mengharapkan keridhaan Allah dan balasan terbaik di kampung akhirat. Mereka
yang menghiasi hari-harinya dengan banyak mengingat Allah SWT.
Bahkan
dalam ayat Al-Qur’an lainnya, Allah Ta’ala menegaskan bahwa syarat
mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti jejak langkah (sunnah) Rasulullah shallaLlahu
alayhi wa sallam.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Ali Imran [3] : 31)
Untuk
itu mengikuti sunnah Rasulullah SAW adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim.
Ini merupakan konsekwensi dari syahadat kita yang kedua, wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah. Mengikuti sunnah Rasulullah saw. juga merupakan jalan keselamatan dalam
kehidupan akhir zaman.
Jamaah shalat
Jum’at yang semoga dirahmati Allah.
Rasulullah saw bersabda,
sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Irbadh ibn Sariyyah radhiyaLlahu ‘anhu,
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ
لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ
سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا
بِالنَّوَاجِذِ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّمَا
الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا قِيدَ انْقَادَ
"Aku telah
tinggalkan untuk kalian petunjuk yang terang, malamnya seperti siang. Tidak ada
yang berpaling darinya setelahku melainkan ia akan binasa. Barangsiapa di
antara kalian hidup, maka ia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka kalian
wajib berpegang teguh dengan apa yang kalian ketahui dari sunnahku, dan sunnah
para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu
dengan gigi geraham. Hendaklah kalian taat meski kepada seorang budak Habasyi.
Orang mukmin itu seperti seekor unta jinak, di mana saja dia diikat dia akan
menurutinya." (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunannya nomor 43,
dan Imam Ahmad dalam Musnadnya nomor 16519)
Ikhwatal
Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Sesungguhnya yang
dimaksud dengan sunnah Rasulullah SAW bukanlah hal-hal tertentu saja dalam
kehidupan Rasulullah SAW. Bukan terbatas dalam masalah ubudiyyah (shalat,
zakat, shaum dan sejenisnya) saja.
Akan
tetapi seluruh kehidupan Rasulullah adalah sunnah yang harus diikuti. Karena
tidak ada satu pun ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW yang keliru. Seluruh
segi kehidupan Rasulullah SAW telah terbimbing dengan wahyu.
َمَا يَنْطِقُ عَنِ
الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm
[53] : 3-4)
Bahkan
dahulu para sahabat Rasulullah saw sangat memperhatikan dan meneladani
kehidupan Rasulullah saw. hingga
sampai pada masalah-masalah yang kita anggap remeh dan sepele.
Untuk
itu Ikhwatul Iman rahimakumullah, kita tidak boleh memilih-milih aspek
tertentu saja dalam meneladani Rasulullah saw. Tidak boleh kita parsial dalam
memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah saw
ini. Namun kita tidak boleh juga kita melakukan sesuatu amalan yang
tiada dicontohkan oleh Rasulullah saw. Karena sesungguhnya, mengamalkan sunnah
Rasulullah saw secara utuh
adalah jalan agar kita meraih jannah yang dijanjikan Allah Ta’ala.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ
أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap
umatku masuk surge selain yang enggan,
" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang
enggan?" Nabi menjawab: "Siapa yang taat kepadaku (mengikuti aku)
masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan." (Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya nomor 6737)
Maasyiral
muslimin rahimakumullah... Karena itu,
marilah kita meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah SAW. Kita meneladani
ibadah beliau SAW. sebagaimana yang beliau contohkan.
Sebagai
contoh misalnya, bagaimana Rasulullah SAW sangat memperhatikan shalat lima
waktu, dan berjamaah di masjid dalam melaksanakannya. Hingga dalam satu hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ
بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ
أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُم
Demi
Yang jiwaku ada di tangan-Nya (Allah Ta’ala), sungguh aku sangat ingin untuk
memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan
seseorang untuk adzan, dan orang lain aku perintahkan untuk meng-imam-kan
manusia (kaum muslimin). Kemudian aku akan pergi ke rumah para lelaki yang
tidak menghadiri shalat berjama’ah dan aku bakar rumah-rumah mereka. (Dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no 608)
Demikian marahnya Rasulullah saw kepada para laki-laki
yang terbiasa tidak hadir shalat berjamaah di masjid, hingga Rasulullah
berkeinginan untuk membakar rumah mereka. Karena itu jika memang betul kita
mencintai Rasulullah SAW, mari kita berusahalah
dengan sungguh-sungguh untuk shalat berjama’ah di masjid. Jangan biarkan
masjid-masjid kita kosong. Jika kita tidak bisa hadir berjama’ah di masjid pada
waktu siang dan sore, setidaknya hadirilah shalat berjama’ah di waktu shubuh. Jangan sampai muncul benih-benih kemunafikan
dalam jiwa kita karena tidak biasa hadir shalat shubuh berjama’ah.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لله رَبّ
الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ
صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ
ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا
بَعْدُ:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ
مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا
وَلَوْ حَبْوًا
Dari
Abu Hurairayrah r.a., beliau berkata, “Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Tidak
lah ada shalat yang lebih memberatkan bagi orang-orang munafiq kecuali shalat
Shubuh dan Isya’. Kalau saja mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada kedua
shalat itu, pastilah mereka akan mendatangi keduanya (masjid) walaupun dengan
merangkak. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, no
617)
Jamaah shalat
jum’at yang berbahagia. Kita teladani pula ketegasan Rasulullah saw dalam perkara aqidah. Beliau saw. menolak mengakui kebenaran agama lain dan
menolak pula beribadah dengan cara agama lain. Allah SWT berfirman : إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ
اللَّهِ الْإِسْلَام
Sesungguhnya
diin di sisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran [3] : 19)
Beliau SAW juga tidak mau ada
faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah ummat ini. Karena itu
Rasulullah SAW pernah merobohkan masjid yang dibangun oleh orang-orang munafiqin
yang disebut sebagai masjid Dhirar. Rasulullah SAW juga memerintahkan
sahabat-sahabatnya untuk membunuh Nabi palsu yang hidup pada masa itu,
Musailamah al-Kadzab. Jelas, tidak ada kompromi untuk masalah aqidah ini.
Ikhwatal Iman
rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia. Selain itu, mari kita teladani
pula ketegasan Rasulullah saw. urusan penegakan hukum syariat. Tidak ada
seorang pun yang istimewa di hadapan
hukum. Tidak ada yang kebal dan boleh mempermainkan hukum. Sampai-sampai
Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَ إِذَا سَرَقَ
فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ قَطَعُوهُ لَوْ
كَانَتْ فَاطِمَةُ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
Sesungguhnya kaum Bani Israil memiliki kebiasaan, jika
mencuri salah seorang yang terhormat di kalangan mereka, maka mereka akan
membiarkannya (tidak menghukumnya). Sedangkan jika yang mencuri adalah orang
yang lemah maka mereka memotongnya (menghukumnya). Sungguh, jika Fathimah (binti
Muhammad, puteri Rasulullah saw) mencuri niscaya aku akan potong tangannya. (Dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya nomor 3526)
Rasulullah
saw menerapkan hukum Islam secara paripurna dalam seluruh aspek
kehidupan. Baik itu politik pemerintahan, hukum jinayat (pidana) hingga hukum
yang terkait dengan masalah keluarga. Karena itu jika kita ingin meneladani
Rasulullah saw berusahalah sekuat kemampuan agar tegak pula hukum Allah
secara sempurna dalam kehidupan kita. Keinginan kuat agar kita berhukum dengan
syariat Allah ini merupakan bukti keimanan kita.
Semoga
dengan upaya kita yang sungguh-sungguh dalam meneladani seluruh sunnah
Rasulullah SAW, dan menjadikan sunnah tersebut sebagai manhajul hayah
(cara hidup) kita, Allah SWT memberikan kesuksesan dan keselamatan
dalam kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
Ma'asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Marilah
kita berdoa, memohon kepada Allah Swt. :
v Ya Allah peliharakan iman kami dan berikan kepada kami kesempatan merasakan
manisnya iman dalam kehidupan ini yaitu dalam meneladani seluruh sunnah
Rasulullah saw. dengan sebaik-baiknya, sebelum Engkau panggil kami untuk
menghadap-MU.
v Ya Allah peliharakan hati dan
pendengaran kami agar tidak terpedaya dari tipu daya syaithan yang merusak amal
ibadah yang telah dan akan kami lakukan.
v Ya Allah himpunkan kami kelak di syurga
Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan
shalihin sebagaimana Engkau himpunkan kami di tempat yang mulia ini.
v Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi pertolongan.
v Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi kemenangan.
v Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi ampunan.
v Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi rahmat.
v Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik
pemberi rizki.
v Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim
dan kafir
v
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
v Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang
baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas
segala kehilafan dan kekurangan.
Penutup khotbah
kedua
بارك الله لي
ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من
الآيات و الذكر الحكيم
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
Assalamu`alaikum
Wr. Wb