KHUTBAH JUMAT : RAMADHAN MERAIH PREDIKAT TAQWA
KHUTBAH JUMAT
MATERI
RAMADHAN MERAIH
PREDIKAT TAQWA
Masjid Al-Fajr
Bandung
SUMBER:
Berbagai sumber
Di edit ulang untuk Khutbah Jumat / Tausiyah
Oleh :
H.A. ROZAK ABUHASAN,
MBA
2012-08-31
KHOTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِااللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ (3:102)
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ
الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا 4:1
أَمَّا بَعْدُ؛
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan limpahan
kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita; kenikmatan
yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya; Kita bersyukur atas
segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, Nikmat Islam, nikmat Rezeki dan
Kesehatan
Sholawat
serta salam semoga Allah curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW., kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya
yang setia hingga akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin.
Ikhwatal Iman rahimakumullah... jamaah shalat jum’at yang berbahagia.
Ramadhan yang telah kita jalani,
merupakan bulan Tarbiyah / pendidikan,
Allah mewajibkan puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
terdahulu agar kamu/kita bertaqwa, sebagaimana firman Allah :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. 2 : 183)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. 2 : 183)
Keutamaan takwa
sangat sering kita dengar, antara lain firman Allah,
وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. (Q.s. ath Thalaq:
2).
Juga firman-Nya,
وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (Q.s. ath Thalaq: 4).
Dan firman-Nya,
وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya, dan akan melipatgandakan
pahala baginya. (Q.s. ath Thalaq: 5).
Kita berharap, semoga Ramadhan yang telah kita lalui, membekas
dalam sanubari kita, semoga Allah membersihkan jiwa kita dan memberikan
ketakwaan pada kita. yang dengan ketakwaan
itu akan muncul pada lisan dan perbuatan
kita semua, paling tidak sampai ke Ramadhan yang akan datang, syukur sampai
akhir hayat kita.
Takwa,
secara bahasa artinya melindungi diri.
Yaitu seseorang melakukan sesuatu untuk melindingi dirinya dari perkara yang
dia takuti dan dia khawatirkan. Adapun
takwa hamba kepada Rabb-nya adalah, hamba itu melindungi dirinya dari kemurkaan
dan siksa Allah. Yakni dengan cara beribadah, yaitu melaksanakan ketaatan
kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.
Thalq bin Habib menjelaskan
hakikat takwa.
Bahwa di dalam takwa harus ada amal, iman, serta ikhlas; yang
ketiga hal tersebut membutuhkan ilmu.
Pertama, tentang amal.
Amal adalah perbuatan. Yaitu dengan melaksanakan ketaatan dan
menjauhi kemaksiatan. Amal akan diterima, jika mengikuti syariat Nabi Muhammad
Saw. Dan sudah pasti, seseorang tidak dapat mengetahui syariat Islam, kecuali
dengan ilmu.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah
berkata, “Pondasi takwa adalah, seorang hamba mengetahui apa yang (harus)
dijaga, kemudian dia menjaga diri (darinya)”. (Jami’ul Ulum wal Hikam,
1/402).
Allah berfirman,
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا
يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ(36)
وَهُمْ
يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي
كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ
وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ(37)
36. dan orang-orang
kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka tidak dibinasakan sehingga mereka
mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami
membalas Setiap orang yang sangat kafir.
37. dan mereka
berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan Kami, keluarkanlah kami
niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami
kerjakan". dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa
yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak)
datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak
ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Q.s. Fathir: 36,
37).
Kedua, tentang iman.
Imam Ibnul Qayyim rahimahulalh menyatakan, “(Perkataan Thalq bin
Habib) ‘di atas cahaya dari Allah’, (sebagai) isyarat kepada iman,
yang merupakan sumber amalan, dan yang menjadi pendorongnya”. (Tuhfatul
Ahbab, hlm. 10-11).
Seseorang yang melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya, jika tanpa landasan iman, maka amalan itu tidak akan
diterima oleh Allah. Dia berfirman,
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْئَانُ مَآءً حَتَّى
إِذَا جَآءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ
وَاللهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
39.
dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya
air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan)
Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya[1042].
[1042]
Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah
mendapatkan balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan
mendapatkan balasan atas amalan mereka itu. (Q.s. an Nuur 24 : 39).
Sebagaimana syarat amal adalah ilmu, maka
demikian juga untuk mengetahui iman, juga diperlukan ilmu.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لله رَبّ
الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ
صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ
ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا
بَعْدُ:
Maasyiral
muslimin rahimakumullah...
Ketiga, tentang ikhlas.
Perkataan Thalq bin Habib “mengharapkan
rahmat Allah” ketika mengamalkan ketaatan, dan “takut siksa Allah”
ketika meninggalkan kemaksiatan, merupakan isyarat terhadap ikhlas.
Kita mengetahui, bahwa amalan yang tidak ikhlas, juga akan ditolak oleh Allah.
Kita mengetahui, bahwa amalan yang tidak ikhlas, juga akan ditolak oleh Allah.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ فَمَنْ
عَمِلَ لِي عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ غَيْرِي فَأَنَا مِنْهُ بَرِيءٌ وَهُوَ
لِلَّذِي أَشْرَكَ
Dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Aku
dipersekutukan, padahal (Aku) tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa beramal
dengan amalan untuk-Ku, dia menyekutukan selain Aku di dalam amalan itu, maka
Aku berlepas diri darinya, dan amalan itu untuk yang telah dia sekutukan.’” (HR.
Ibnu Majah, no. 4202 dan lainnya.
Dishahihkan oleh al Albani di dalam Shahih Targhib wat Tarhib, no. 31).
satu
ayat yang untuk menjadi pelajaran dan bahan renungan bersama, yaitu sebagaimana
Firman Allah (QS. Al-An`am : 6)
أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي
الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْ سَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا
وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَ هْلَكْنَا هُمْ بِذُنُوبِهِمْ
وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ
قَرْنًا ءَاخَرِينَ
Apakah
mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan
sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, Yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan
Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS Al An’aam:
6).
Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
Demikianlah khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat mendorong kita untuk tetap giat menuntut ilmu agama sepanjang hayat masih dikandung badan, kemudian istiqamah mengamalkannya. Dan semoga kita selalu bertakwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya taqwa sampai kita menghadap-Nya dalam keadaan Islam.
Demikianlah khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat mendorong kita untuk tetap giat menuntut ilmu agama sepanjang hayat masih dikandung badan, kemudian istiqamah mengamalkannya. Dan semoga kita selalu bertakwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya taqwa sampai kita menghadap-Nya dalam keadaan Islam.
Mari kita berdoa :
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ
وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ
نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ
وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ
وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ
مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.
رَبَّنَااغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَاِسْرَافَنَافِى اَمْرِنَا
وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَاوَنْصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Ya Allah ampunilah
dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami,
tetapkanlah Pendirian kami, tolong kami terhadap kaum kafir (Ali Imran
147)
رَبَّنَالاَتُزِغْ
قُلُوْبَنَابَعْدَ اِذْهَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَامِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ
اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَاهَبْ
لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَجَعَلْنَا لِلْمُتَّقِنَ اِمَامًا
رَبَّنآاَ اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الاخِرَةِحَسَنَةً
وَقِنَاعَذَابَ النَّارِْ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ
اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيْمُ.
وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلأَبْرَارِ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
AMIN YA ROBBAL ALAMIN.