Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
KHUTBAH
PERTAMA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
اَللّهُمَّ صَلِّى عَلىَ مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ وَصَحـْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.
إِتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ
إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ
اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي
تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا أَمَّا
بَعْدُ؛
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang
telah memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya
kepada kita; kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk
menghitung-hitungnya;
Kita bersyukur atas segala Karunia-Nya terutama nikmat
Iman, Nikmat Islam, nikmat Rezeki dan Kesehatan serta kesempatan beribadah
sampai hari ini, termasuk saat ini kita hadir di masjid ini untuk melaksanakan
perintah Allah yaitu sholat Jumat;
semoga Allah menerima niat dan ibadah kita, amin ya Robbal alamin.
Sholawat serta salam kita panjatkan, semoga Allah
curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga
dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman., Amin Ya Robbal Alamin.
Jamaah sekalian Rohimakumullah
Dunia menjadi ladang
untuk beramal bagi orang beriman, akan tetapi, tidak jarang bagi orang yang
ingkar, dunia adalah tempat menumpahkan segala kesenangan. Maka pada kHUTBAH kali ini, sedikit
kita akan mendudukan dunia itu seperti apa dalam kaca mata syari'at.
Di dalam al-Qur'an Allah azza
wa jalla berfirman:
﴿ مَّن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعَاجِلَةَ عَجَّلۡنَا لَهُۥ فِيهَا مَا نَشَآءُ
لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلۡنَا لَهُۥ جَهَنَّمَ يَصۡلَىٰهَا مَذۡمُومٗا مَّدۡحُورٗا ١٨ وَمَنۡ أَرَادَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعۡيَهَا وَهُوَ مُؤۡمِنٞ
فَأُوْلَٰٓئِكَ كَانَ سَعۡيُهُم مَّشۡكُورٗا ١٩ كُلّٗا نُّمِدُّ هَٰٓؤُلَآءِ وَهَٰٓؤُلَآءِ مِنۡ عَطَآءِ رَبِّكَۚ وَمَا
كَانَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحۡظُورًا ٢٠ ٱنظُرۡ كَيۡفَ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ
بَعۡضٖۚ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ٢١﴾ [الإسراء: 18-21]
"Barangsiapa
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia
itu apa yang Kami kehendaki, dan bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami
tentukan baginya neraka Jahannam ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan
terusir.
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka
mereka itu adalah orang-orang yang usahanya akan dibalas dengan baik.
kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun
golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu
tidak dapat dihalangi.
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari
mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi
tingkatnya dan lebih besar keutamaannya".
(QS
al-Israa': 18-21).
Didalam ayat ini Allah
Swt menjelaskan tentang keadaan dua golongan serta akhir
perjalanan keduanya.
Adapun orang-orang yang
menginginkan kehidupan dunia, maka Allah ta'ala akan memberi apa yang
mereka inginkan, namun akhir perjalanan mereka diakhirat kelak adalah neraka
Jahanam dalam keadaan hina dan merugi. Sebab mereka tidak pernah mengharap
pahala Allah Shubhanahu wa ta’alla serta
merasa takut akan adzab -Nya.
Sedangkan orang-orang yang
menghendaki kehidupan akhirat lalu berusaha untuk ke arah itu, yaitu
dengan mengerjakan amal sholeh dengan dibarengi keimanan pada hari akhir serta
ganjaran yang banyak bagi siapa yang beriman pada -Nya, lantas beramal sholeh. Maka, mereka itulah yang mendapat tanda jasa dari
Allah Swt. Lalu
memperoleh apa yang diinginkan, diberi rasa aman dari segala yang menakutkan
mereka pada hari kiamat, kemudian akhir dari segalanya adalah dimasukannya ke dalam
surga dengan sebab rahmat serta karunia -Nya.
Selanjutnya, Allah ta'ala
mengabarkan bahwasannya Allah Swt telah melebihkan sebagian hamba dengan yang
lainnya didunia ini, dari sisi materi, rizki sedikit maupun banyak, kemudahan
ataupun kesulitan, mendapat ilmu atau bodoh, akal sehat atau pandir, atau yang
lainnya dari perkara dunia.
Kemudian Allah Swt
menerangkan tentang akhirat yang lebih besar situasi serta kedudukan yang
diberikan, dimana tidak sebanding sama sekali dengan nikmat yang ada didunia
serta kesenangannya dari sisi manapun.
Perbedaan yang sangat jelas,
antara orang yang berada ditengah-tengah kenikmatan, dalam istana surga
nan tinggi, dengan berbagai jenis kenikmatan, kesenangan, dan kebahagian,
dengan mereka yang dibolak-balik dalam neraka, diadzab dengan siksaan
yang sangat pedih, karena kemurkaan Allah
Shubhanahu wa ta’alla telah ditetapkan baginya.
Maka, sungguh dua negeri ini,
sangat berbeda keadaan dan situasinya, yang jika dihitung maka tidak ada
seorangpun yang mampu untuk menghitungnya. [1]
Pelajaran
yang bisa kita petik dari ayat-ayat ini:
1.
Barangsiapa yang menghendaki dunia, lalu berusaha
untuk memperolehnya dan meninggalkan akhirat tanpa amalan sedikitpun. Maka
sungguh dirinya akan diberi apa yang menjadi impiannya.
Namun, tatkala sudah saatnya
kembali ke kampung akhirat, maka dirinya sudah tidak menjumpai bagiannya disisi
Allah Swt. Hal ini, seperti yang -Dia
tegaskan dalam firman -Nya yang lain:
﴿ مَن كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ
ٱلۡأٓخِرَةِ نَزِدۡ لَهُۥ فِي حَرۡثِهِۦۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ
مِنۡهَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ ٢٠ ﴾ [ الشورى: 20
]
"Barang siapa yang
menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan
barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, maka Kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di
akhirat". (QS asy-Syuura: 20).
Hal senada juga dijelaskan oleh Allah ta'ala dalam
ayat -Nya yang lain:
﴿ مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡحَيَوٰةَ
ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيۡهِمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ فِيهَا وَهُمۡ فِيهَا لَا
يُبۡخَسُونَ ١٥ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيۡسَ لَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ
وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَٰطِلٞ مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٦ ﴾ [ هود: 15-16]
"Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan".
(QS
Huud: 15-16).
Dalam sebuah hadits, sebagaimana
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam sunannya dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu, beliau berkata: "Rasulallahu Saw.
bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « من كانت الآخرة همه
جعل الله غناه في قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهي راغمة ومن كانت الدنيا همه
جعل الله فقره بين عيينه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ما قدر له » [أخرجه الترمذي]
"Barangsiapa
yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan berada
dalam hatinya, dan memudahkan urusannya serta memberi dunia sedangkan ia tidak
memintanya. Dan barangsiapa menjadikan dunia adalah tujuannya, maka Allah akan
menjadikan kemiskinan selalu menghantui dirinya, dicerai beraikan urusannya,
dan tidak diberi harta kecuali apa yang telah ditakdirkan untuknya". HR at-Tirmidzi no: 2465.
Dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/300 no: 2005.
2.
Perbedaan hakiki ialah kelak di akhirat bukan seperti
yang kita lihat di dunia ini. sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta'ala melalui
firman -Nya:
﴿ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ٢١ ﴾ [ الإسراء:
21 ]
"Dan pasti kehidupan
akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya". (QS al-Israa': 21).
Dalam
ayat lain Allah ta'ala menjelaskan:
﴿ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ
ٞ ٤ ﴾ [ الأنفال: 4 ]
"Mereka
akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya". (QS al-Anfaal: 4).
Demikian
pula di pertegas lagi dalam salah satu firmanNya:
﴿ وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنٗا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ
ٱلۡعُلَىٰ ٧٥ ﴾ [ طه: 75]
"Dan
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh
telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang tinggi (mulia)".
(QS Thahaa: 75).
Dalam sebuah hadits disebutkan, sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «
الجنة مائة درجة . كل درجة منها ما بين السماء والأرض . وإن أعلاها
الفردوس . وإن أوسطها الفردوس . وإن العرش على الفردوس . منها تفجر أنهار الجنة .
فإذا ما سألتم الله فسلوه الفردوس» [أخرجه ابن ماجه]
"Surga itu mempunyai seratus tingkatan, dan pada tiap
tingkatnya itu sejauh antara langit dan bumi, sesungguhnya surga yang paling
tinggi ialah Firdaus, sedang yang berada ditengah-tengah juga Firdaus, adapun
Arsy itu berada diatasnya surga Firdaus, dari situlah memancar mata air surga.
Oleh karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah dimasukkan dalam
surga Firdaus".
HR Ibnu Majah no: 4331. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam shahih sunan Ibnu
Majah 2/436 no: 3496.
Dalam musnadnya Imam Ahmad
dibawakan sebuah hadits dari Ubadah bin Shamith radhiyallahu 'anhu, beliau
menceritakan: "Rasulallahu Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْجَنَّةُ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ
مَسِيرَةُ مِائَةِ عَامٍ وَقَالَ عَفَّانُ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلَى
الْأَرْضِ » [أخرجه أحمد]
"Surga itu ada seratus lebih tingkatan dan antara satu
tingkat dengan yang lainnya sejarak perjalanan seratus tahun". Berkata
Affan: "Seperti sejauh langit dan bumi". HR Ahmad 37/369 no: 22695.
Disebutkan
dalam riwayat Bukhari dan Muslim sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ
فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ
مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ
قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا
الْمُرْسَلِينَ » [أخرجه البخاري
ومسلم]
"Sesungguhnya
penduduk surga akan bisa saling melihat istana yang berada diatasnya. Seperti
halnya mereka melihat bintang yang terang di ufuk timur maupun barat,
disebabkan tingkatan yang masing-masing mereka peroleh". Maka para sahabat
berkomentar: "Wahai Rasulallah, barangkali itu kedudukannya para Nabi yang
tidak mungkin bisa disamai oleh yang lain". Nabi menjelaskan: "Bukan,
Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan -Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman
kepada Allah serta mengimani para Rasul". HR Bukhari no: 3256. Muslim
no: 2831.
3.
Adalah neraka bertingkat-tingkat sebagaimana halnya
surga juga bertingkat-tingkat. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
ta'ala:
﴿ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي
ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥ ﴾ [ النساء: 145 ]
"Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka".(QS an-Nisaa':
145).
4.
Bahwa bagi orang yang menghendaki penghidupan akhirat
lalu berusaha untuk meraihnya, maka Allah Shubhanahu
wa ta'ala akan menganjarnya dengan balasan merengkuh dunia dan akhirat. Sebagaimana yang tercantum dalam ayat -Nya:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (QS an-Nahl: 97).
Disebutkan
dalam sebuah hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ
اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِى الدُّنْيَا وَيُجْزَى
بِهَا فِى الآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا
لِلَّهِ فِى الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ
حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا » [أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya Allah
tidak akan mendhalimi kebaikan (yang pernah dikerjakan) seorang mukmin, Allah
akan memberi balasan didunia dan menganjarnya diakhirat. Adapun orang kafir,
maka mereka diberi makan dengan sebab kebajikan yang mereka kerjakan karena
Allah ketika didunia, hingga jika sekiranya tiba giliranya diakhirat dirinya
sudah tidak mendapati lagi balasan kebajikannya". HR Muslim no: 2808.
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ
لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَللَّهُمَّ
صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد. كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ
ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:
Hadirin Jamaah Masjid Al-Fajr Rohimakumullah
Mari kita memohon kepada Allah Swt.
Ya Allah, hanya kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya
kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan
kasih sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu, karena adzab-Mu sangat pedih, karena itu
ya Allah Rahmatilah kami dengan Kasih Sayang-Mu.
Ya
Allah kami berlindung kepada MU dari kerasnya hati, anugerahkan kepada kami yang sejuk dan lembut. اَللَّهُمَّ
طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ
وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ
وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, bersihkan amal kami dari riya, bersihkan lisan
kami dari dusta, dan bersihkan mata kami dari khianat, sesungguhnya Engkau
mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan dalam dada.
Allahumma
Ya Allah anugerahkan ketabahan, kesabaran kepada saudara-saudara kami yang saat
ini lagi sakit, yang saat ini lagi mendapat cobaan dari berbagai musibah,
termasuk saudara-saudara kami yang saat ini teraniayah/dizolimi di berbagai
belahan bumi. Kami
mohon kepada-Mu ya Allah agar kepada mereka semua Engkau berikan kesehatan,
rezeki, serta kemudahan keluar dari berbagai kesulitan.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
Ya Allah, ampunilah
kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih
sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau
tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang
merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإَِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
Ya
Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami
yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati
kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya
Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
Ya
Rabb, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah
kami dari api neraka.
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Ya
Rabb, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Amin Ya
Robbal Alamin.
عِبَادَ اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ وَإِيْتَا ئِ
ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُواللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sumber : Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
] Indonesia
– Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2013 - 1435
posting – edited oleh :
H.A. ROZAK ABUHASAN, MBA
20180309 Dunia, Antara Harapan dan Pijakan
http://arozakabuhasan/blogspot.com