Penyakit Lisan Terburuk dan Tercela – Ghibah dan Namimah
KHUTBAH PERTAMA
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan limpahan enikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita; kenikmatan
yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya; Kita bersyukur atas
segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, Nikmat Islam, nikmat Rezeki dan
Kesehatan
Sholawat serta salam
semoga Allah curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.,
kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin.
Relakah kalau kita jadi sasaran celaan orang lain? Maukah kakak atau adik kandung atau saudara kita menjadi buah bibir masyarakat terhadap kekeliruan yang dilakukannya? Ridhakah kita kalau ada orang membuka aib (cela) diri kita di depan orang banyak? Kalau kita tidak suka itu semua, semua orang pun tidak menyukai-nya, iya bukan??? Allah swt Yang Maha Sayang kepada hamba-hamba-Nya yang setia beriman, memperingatkan sejak awal akan bahaya ghibah (menggunjing), membuka aib seseorang. Peringatan Allah diungkapkan dengan bahasa komunikasi yang sangat efektif, dengan cara memberikan perumpamaan orang yang menggunjing saudaranya seperti menyantap daging saudaranya yang sudah menjadi mayit itu. Artinya kalau memakan daging mayit tidak disukai, maka mengapa orang suka membicarakan keburukan dan aib saudaranya yang jauh dari pengetahuannya. Hadirin rahimakumullah Apa maksud Allah swt memulai ayat larangan ghibah dengan seruan kepada orang beriman? Apa artinya Allah mengaitkan perbuatan tercela itu dengan keimanan? Yaa ayyulladziina aamanuu (wahai orang-orang beriman…).
(QS Al Hujurat 49 : 11-12)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu
kaum mengolok-olokan kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). dan janganlah perempuan-perempuan
(mengolok-olokan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokan)
lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). janganlah kamu
saling mencela satu sama lain. dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka
mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Pada ayat selanjut Allah Swt
berfirman : (QS Al-Hujuraat 49:12)
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Hadirin Rohimakumullah
.........
Allah dengan sifatnya yang Maha sayang dan
penuh mahabbah menyeru, mengingatkan kita orang beriman. Karena Iman dan
sifat tercela itu tidak akan mungkin bersatu, ibarat air dengan minyak.
كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه (رواه مسلم) Setiap muslim terhadap muslim lainnya haram, darahnya, hartanya dan kehormatan dirinya (H.R. Muslim). Hadirin Rohimakumullah Karena bahaya ghibah (menggunjing), membuka aib seseorang merupakan larangan Allah, rambu-rambu pergaulan dengan sesama, lebih jauh lagi ia merupakan arahan Ilahi bagi orang beriman agar menjauhi sifat tercela itu, maka pelanggaran terhadap larangan dan peringatan itupun berakibat kepada kenistaan pelakunya.
Kita simak kisah perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah
saw yang sempat diperlihatkan beberapa pemandangan yang mengerikan, ..........
“Pada malam perjalanan Isra
Mi’raj, aku (Rasulullah Saw) diperlihatkan orang-orang yang mencakar-cakar
mukanya dengan kuku-kuku tajam mereka, aku (Rasulullah Saw) bertanya: Wahai
Jibril siapa mereka itu? Jibril a.s
menjawab: Mereka adalah orang-orang yang menggunjing orang lain dan membuka
aib (kehormatan) dirinya”. (H.R. Abu Daud dengan sanad yang sangat shahih).
Semoga Allah melindungi kita dari azab dan siksa-Nya.
Hadirin rohimakumullah
Meskipun ghibah (menggunjing) bukan merupakan dosa
besar tetapi ternyata melakukannya menjadi penyebab menimpanya azab kubur
kepada pelakunya. Sahabat Jabir berkisah: "Ketika
kami bersama dengan Rasulullah saw, kami melewati 2 buah makam, seraya
Rasulullah saw bersabda: Mereka berdua sedang disiksa di kubur mereka, bukan
karena dosa besar yang dilakukannya, tetapi yang satu karena menggunjing
orang lain, sedangkan yang lain tidak bersuci dari kencingnya”.
Karenanya pula Rasulullah saw memberikan peringatan yang keras, sampai-sampai ia menyampaikannya dalam sebuah khutbah dengan suara yang menggelegar terdengar wanita-wanita di rumah mereka,
“Wahai orang-orang yang percaya kepada lisannya,
tapi tidak mempercayai hati nuraninya, jangan kalian menggunjing saudaramu
sesama muslim, jangan pula membuka auratnya, karena siapa yang membuka aurat
saudaranya niscaya Allah akan membuka aib dirinya, barang siapa yang Allah
buka aib dirinya, Dia akan mencela dirinya walau di dalam rumahnya” (H.R. Ibnu Abid-Dunya, Abu Daud dari hadits Abu
Burzah dengan sanad yang jayyid).
Ibnu Abbas menyerukan, “Siapa yang berkeinginan menyebut aib temannya, maka sebutkanlah terlebih dahulu menyebut aib dirinya”. Abu Hurairah pun berkata, “Sungguh mengherankan, ada orang dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya, tetapi tidak dapat melihat kotoran besar di matanya sendiri.. Sebagaimana al-Hasan menegaskan,
“Ikhwah fillah, Antum tidak akan memperoleh lezat
dan esensi iman, sampai Antum mampu tidak membuka aib temanmu dengan sebuah
aib yang ada pada diri Antum, sampai Antum juga mampu memperbaiki aib itu
dimulai dari dirimu. Jika itu dapat Antum lakukan, niscaya Antum akan
terbiasa menyibukkan diri dengan perbaikan diri Antum, dan hal itu yang
disukai Allah”
Hadirin Jamaah Jum`at Rohimakumullah Rasul ketika memberikan arahan tentang bahaya lisan, bahwa kesempurnaan Islam seseorang dilihat dari kebersihan lisan dan tangannya dari bentuk-bentuk gangguan terhadap saudaranya: المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده (رواه مسلم) Orang muslim adalah yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya
(H.R. Muslim).
Di antara bentuk gangguan lisan itu adalah “namimah” (‘mengadu domba’), seseorang berkata kepada kawannya, bahwa si Fulan telah mengatakan sesuatu tentang dirimu. Sehingga hal tersebut membuat kawannya marah dan tidak suka kepada si Fulan itu. Namun bentuk namimah tidak sebatas provokasi, tetapi menyebarkan rahasia seseorang juga termasuk namimah, atau memberitahukan orang sesuatu yang tidak disukainya. Kondisi seperti ini hendaknya disikapi dengan sikap yang bijak, yakni tidak menambah penyebaran berita itu, tetapi sebaiknya ia mendiamkan, kecuali pemberitaan sesuatu yang ada manfaat dan maslahatnya bagi muslim atau untuk mencegah bahayanya. Hadirin Rohimakumullah.
Ketahuilah, bahwa setiap yang dilarang dalam Islam, memberikan manfaat
besar bagi muslim, baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat.
Ternyata bahaya namimah tidak hanya untuk pribadi pelakunya, tetapi dapat
memberikan dampak yang sangat luas dalam kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat.
Karenanya Allah swt dan Rasul-Nya memberikan ancaman-ancaman berat bagi para pelaku namimah:
1.
“Jangan kamu taati orang-orang yang mendustakan agama….(yaitu) yang
banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah” (Q.S. Al-Qalam: 11).
2.
“Neraka wail bagi pengumpat atau penyebar fitnah dan pencela” (Q.S.
Al-Humazah: 1).
3.
“…akan masuk neraka…….pembawa
kayu bakar” (Q.S. Al-Masad: 2-4), si pembawa kayu bakar itu dahulunya orang
yang menyebarkan fitnah. Sebagaimana 2
wanita yang berkhianat kepada suaminya yang Nabi itu, mereka adalah
wanita-wanita yang menyebarkan fitnah dan aib suaminya yang salih-salih itu
(baca surat at-Tahrim).
4.
“Tidak akan masuk surga orang yang melakukan namimah” (H.R. Imam
Bukhari Muslim).
5.
“Orang yang paling dicintai Allah adalah orang-orang yang berupaya
melakukan ta’lif (menjadi golongan perekat), sedangkan yang paling dibenci
Allah adalah orang-orang yang menyebar fitnah, yang memecah persatuan
saudaranya, mencari-cari kesalahan orang shalih” (H.R. Imam Thabrani).
6.
“Maukah kalian aku beritahu orang yang paling buruk di antara kalian?
Dia adalah orang yang berjalan berkeliling melakukan namimah, merusak
persaudaraan orang-orang yang saling bercinta dan yang mencari kesalahan
orang” (H.R. Ahmad).
Hadirin Jamaah Jumaat Rohimakumullah
Setiap kita pasti tidak suka difitnah, sebagaimana kita juga tidak suka ayah atau ibu atau saudara kita mendapat fitnah; karena itulah orang lain juga tidak senang difitnah dan dibicarakan aib diri mereka. Untuk itu setiap ada berita kita dengar atau lihat, hendaknya diklarifikasi di-tabayyun, jika tidak, maka akan berakibat fatal.
Tadabburi pesan Allah swt: (QS Al-Hujuraat 49 :
6)
Wahai orang-orang beriman! jika seorang yang fasik datang kepadamu membawa sebuah berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (QS Al Hujuraat 49 : 6)
Yang berarti setia berita perlu diklarifikasi
(tabayyun), karena khawatir menimpa suatu kaum dengan cara yang ‘bodoh’ yang
akan mengakibatkan menyesal.
Yakinlah, bahwa bimbingan dan arahan Allah dan Rasul-Nya pasti memberikan pencerahan dan kesejahteraan hidup, pada kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan hidup bernegara serta kebaikan bagi peradaban manusia. |
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ لله
رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ
صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ
ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا
بَعْدُ:
Maasyiral muslimin rahimakumullah...
Semoga dapat mendorong kita untuk giat menuntut ilmu agama,
kemudian istiqamah mengamalkannya.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memberi
maaf, maka maafkanlah (kesalahan-kesalahan) kami.
Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan
bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi
Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ya Allah, sesungguhnya
kami memuji-Mu, meminta tolong
kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu,
kami berlindung
dan bertawakal kepada-Mu,
kami memuji-Mu
dengan segala kebaikan,
kami bersyukur
atas semua nikmat-Mu,
kami tidak
mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu.
Ya Allah, hanya
kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya
kepada-Mu kami berusaha dan bergegas,
kami sangat
mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-
Mu
benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir
·
* Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di
dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui,
·
* dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di
dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.
رَبَّنَااغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَاِسْرَافَنَافِى
اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَاوَنْصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam
urusan kami, tetapkanlah Pendirian kami, tolong kami terhadap kaum kafir (Ali
Imran 147)
رَبَّنَالاَتُزِغْ
قُلُوْبَنَابَعْدَ اِذْهَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَامِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ
اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَاهَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَجَعَلْنَا لِلْمُتَّقِنَ اِمَامًا رَبَّنآاَ اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الاخِرَةِحَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّارِْ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.وَاَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلأَبْرَارِ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
AMIN YA ROBBAL ALAMIN.
بَارَكََ
اللهََ لِيْ وَ لََكُمْ فيِِ الْْقُرْآنِِ الْْعَظِيْمِْ وَن َفََعَنِيْ وَإِِيَاكُُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ اْْلآيَاتِ وَ الذِكْْرِِ
الْْحَكِيْمِِ أَقُُوْلُ
قََوْلـِيِْ هَذَا وَأسْتَغْفِْرُ اللهََ لِي وَ لََكًُمْ
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Edit :
arozakabuhasan.wordpress.com
arozakabuhasan.blogspot.co.id 20180331 Penyakit Lisan Terburuk dan Tercela – Ghibah dan Namimah