Khutbah Jumat KESEIMBANGAN HIDUP
KHUTBAH
JUMAT
MATERI
KESEIMBANGAN
HIDUP
Khutbah Jumat
Di Masjid Al-Fajr Bandung
Jumat 22 November 2019
SUMBER :
Berbagai sumber
oleh :
H.A. ROZAK
ABUHASAN, MBA
20191122
Keseimbangan Hidup
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِ يْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ
Jamaah sholat Jumat Rohimakumullah
Puji
syukur, kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah mencurahkan nikmat
karunia-Nya yang tiada terhingga dan tiada pernah putus sepanjang zaman kepada
makhlukNya, baik berupa kesehatan, rezeki, kesempatan sehingga saat ini kita
dapat menunaikan kewajiban shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga selalu Allah
curahkan pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw., beserta
keluarganya, para sahabat serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Kaum
Muslimin rahimakumullah..
Marilah kita selalu meningkatkan taqwa
kepada Allah Swt. dalam arti yang sebenar-benarnya dan selurus-lurusnya.
Menjalankan secara ikhlas seluruh perintah Allah Swt., kemudian menjauhi
segenap larangan-larangan Nya.
Marilah
kita lebur hati dan jasad kita kedalam lautan Taqwa yang luasnya tiada bertepi.
Marilah
kita isi setiap desah nafas kita dengan sentuhan-sentuhan Taqwa. Sebab, hanya
dengan Taqwa …
InsyaAllah
… kita akan memperoleh kebahagiaan hakiki di akherat yang abadi nanti dan
kebahagiaan hidup di dunia fana ini,; dan janganlah kita mati sebelum
benar-benar dalam keadaan muslim.
Ma`asyiral
muslimin rahimakumullah
Allah
telah memberikan predikat kepada umat Islam sebagai umat yang
pertengahan, yaitu umat yang berada di tengah-tengah antara umat-umat lainnya.
Umat yang berada di tengah karena mampu menyeimbangkan
dan meratakan amal dalam seluruh aspek kehidupan ini.
Allah
swt berfirman : Al Baqarah : 143
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ
الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
143.
dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
[95]
Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi
saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran, baik di dunia maupun
di akhirat.
Umat
Islam menjadi umat yang pertengahan dan mampu menjadi saksi bagi umat-umat yang
lainnya, karena mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah :
1. Pertama
:
seimbang antara ilmu dan amal. Umat Islam dalam hidupnya harus bisa
menyeimbangkan antara ilmu dan amal. Tidak hanya menekankan pada ilmu
saja, tanpa diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata dalam kehidupan ini.
Umat
Islam tidak boleh hanya menekankan amal
ibadah saja, tanpa diimbangi dengan ilmu yang cukup. Sebelum beramal harus
diketahui dulu teori dan ilmunya, sehingga diharapkan amal yang dilakukan
tersebut benar dan tidak menyeleweng, sehingga dia akan berjalan pada jalan
yang lurus dan benar. Beramal tanpa disertai ilmu yang cukup akan menyebabkan
seseorang tersesat di jalan, sehingga tujuan nya pun tidak akan tercapai.
Paling
tidak 17 kali dalam sehari semalam kita memohon, agar kita diberikan petunjuk oleh Allah kepada
jalan yang lurus agar tidak tersesat, agar tidak menempuh jalan yang dimurkai
Allah Swt. :
اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat. “ ( Qs Al Fatihah)
·
Jalan yang lurus adalah jalannya
umat Islam, yaitu umat yang menggabungkan antara ilmu dan amal secara
bersamaan.
·
Sedang jalan orang-orang yang
dimurkai oleh Allah adalah jalannya umat Yahudi yang hanya menekankan keilmuan
tapi kosong dari pengamalan.
·
Sedang jalan orang-orang yang sesat
adalah jalannya umat Nashara yang hanya semangat di dalam beribadah, tapi tidak
punya bekal ilmu yang cukup.
2. Kedua : Seimbang antara
rasa takut dan
harapan.
Takut
terhadap dosa-dosa yang dikerjakannya tidak mendapat ampunan, dan takut
terhadap harapan yang tidak dikabulkan.
Seorang
muslim yang baik adalah yang menggabungkan antara rasa takut terhadap
siksaan Allah karena dosa-dosanya dan dalam waktu yang sama, dia sangat
mengharap rahmat dan ampunan dari Allah Swt.
Allah Swt. telah menggambarkan dengan indah kedua hal tersebut
yang terdapat dalam diri seorang muslim yang baik.
أُولَـئِكَ الَّذِينَ
يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ
رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
Mengharapkan
Rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.
3.Ketiga : Seimbang di dalam
menjalankan ajaran agama, sehingga tidak bersikap berlebihan (Ifrath) dan
juga tidak bersikap meremehkan
( Tafrith ).
Seorang
muslim di dalam hidupnya tidak boleh terlalu berlebih-lebihan dalam menjalankan
ajaran Islam, yaitu melampaui batas dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah
dan rasul-Nya. Tidak boleh – umpamanya – dia berlebih-lebihan di dalam
melaksanakan sholat tahajud sehingga tidak ada waktu tidur sama sekali,
akhirnya pagi hari dia dalam keadaan lemah dan kusut, serta tidak semangat
menjalani kehidupan sehari-hari karena belum istirahat semalam penuh. Begitu
juga seorang muslim tidak boleh – umpamanya- melakukan puasa ngebleng ( puasa
tiap hari ) tanpa berbuka sedikitpun, atau membujang selamanya, tidak mau
menikah dengan seorang perempuan dengan dalih bahwa menikah itu akan melalaikan
ibadahnya.
Itu
semua adalah bentuk-bentuk berlebihan di dalam menjalankan ajaran agama yang
dilarang di dalam Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk seimbang
di dalam ibadah dan amalannya.
Dalam
suatu Hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik ra, bahwasanya ia berkata :
جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ
إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي
اللَّيْلَ أَبَدًا وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ وَقَالَ
آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا فَجَاءَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ أَنْتُمْ الَّذِينَ
قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ
وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ
النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Ada
tiga orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan setelah
diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi
mereka.
Mereka
berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
dan juga yang akan datang?”
Salah
seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya.”
Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, maka sungguh, aku akan berpuasa Dahr
(setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka.” Dan yang lain lagi berkata, “Aku
akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya.”
Kemudian
datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada mereka seraya
bertanya:
“Kalian
berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling
takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan
juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa
yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.” ( HR Bukhari, no : 4675 )
Dalam
hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda
:
إِنََّّ
الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ فَسَدِّدُوا
وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ
مِنْ الدُّلْجَةِ
“Agama itu sangat ringan
dan siapapun yang membebani keberagamaannya secara berlebihan tidak akan
sanggup menanggungnya. Jadi engkau tidak perlu berlebihan, tetapi cobalah untuk
mendekati kesempurnaan dan terimalah kabar baik bahwa engkau akan diberi
ganjaran; dan shalatlah di pagi hari, siang dan dipenghujung malam “.( HR Bukhari, no 1 : 38 )
Hadirin jamaah
shalat jumat Rohimakumullah.
4.
Keempat :
Kesimbangan Antara urusan Dunia dan Akherat.
Seorang muslim
yang baik, dituntut memikirkan dan
mempersiapkan untuk mencari, bekal yang apa yang akan dibawanya ke alam
akherat kelak, Diwaktu yang sama tidak boleh melupakan
keberadaannya di dunia.
Allah swt
berfirman : Qs Al Qashash : 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ
الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” .(
Qs Al Qashash : 77 )
Ayat
ini memberikan isyarat kepada kita tentang konsep keseimbangan dalam
hidup seorang muslim.
·
Diantaranya adalah memadukan antara
kepentingan dunia dan akherat sekaligus.
·
Oleh karenanya, tidak boleh seorang
muslim hanya mementingkan kehidupan akherat saja, tanpa pernah memikirkan
kehidupan dunianya.
·
Seorang muslim hendaknya tidak
disibukkan dengan mengumpulkan perhiasan dunia dan mengumbar hawa nafsunya
dengan kenikmatan-kenikmatan dunia yang semu.
·
Tidak menghabiskan waktu mereka
untuk memburu harta, tanpa ada sisa waktu sedikitpun untuk memperbaiki agama
dan kehidupan akherat mereka.
Demikianlah kita sebagai
hamba Allah, sudah semestinya setiap saat, setiap hari, setiap bulan atau dalam
momentum apa saja selalu bertafakkur, sudah sejauh mana persiapan kita menghadapi
kehidupan yang abadi yang kita semua pasti akan menemuinya.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ،
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ
لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلِيِّ الصَّالِحِيْنَ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ
صَلِّي عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ
ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا
بَعْدُ:
Hadirin
rohimakumullah
Kesimpulan
keseimbangan
hidup seorang muslim
·
Ke-1: Seimbang antara
ilmu dan amal
·
Ke-2: Seimbang antara rasa takut dan
harapan
·
Ke-3: Seimbang di dalam
menjalankan ajaran agama, sehingga tidak bersikap berlebihan dan juga tidak
bersikap meremehkan. dan
·
Ke-4: Seimbang Antara
urusan Dunia dan Akherat.
Akhirnya marilah
kita berdoa memohon kepada Allah Swt. :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي
وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً
لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya
Allah ya Tuhan kami, perbaikilah bagi kami agama kami sebagai benteng
urusan kami; perbaikilah bagi kami dunia kami yang menjadi tempat
kehidupan kami; perbaikilah bagi kami akhirat kami yang menjadi tempat kembali
kami! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagi kami dalam
segala kebaikan dan jadikanlah kematian kami sebagai kebebasan kami dari segala
kejahatan!” ( HR Muslim, no : 4897 )
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَ لْأََحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبّنَا
لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ
تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ
الْكَافِرِيْنَ.
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَا تِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامَا
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.وَالْحَمْدُ ِِللهِ
رَبِّ الْعَالمَِيْنَ.
Penutup khotbah kedua
عِبَادَ
اللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالإِحْسَنِ
وَإِيْتَا
ئِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ,
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ
أَكْبَر
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Sumber : Berbagai sumber
20191122
Keseimbangan Hidup